1. Roman Sosial
Keluarga Permana
Keluarga
Permana yang dulunya damai-damai saja. Tiba-tiba sekarang penuh dengan
penderitaan entah itu lahir maupun batin. Awal penyebabnya ialah setalah
Permana dipecat oleh perusahaan tempat ia bekerja, dengan alasan yang
tak jelas. Permana yang dikenal bijaksana namun, akibat semua itu ia
berubah menjadi seorang kepala keluarga yang kasar. Ia selalu menyiksa
istri dan anaknya sebagai pelampiasan kemarahannya.
Selama
Permana menganggur, istrinya yang bekerja keras mencari nafkah. Namun
walaupun sudah bekerja Saleha, istrinya itu tetap saja mengalami siksaan
dari suaminya. Hal ini karena Permana merasa dirinya tak berarti
sebagai seorang laki-laki. Dia merasa malu sehingga otak jernihnya
menjadi buram, penuh dengan prasangka yang buruk. Dalam benaknya selalu
terbayang, bahwa istrinya sewaktu bekerja disenangi oleh kaum lelaki di
tempat kerjanya. Akibatnya, dia suka cemburu tanopa bukti. Dia tuduh
bahwa istrinya telah berbuat senonoh.. Jika Saleha, istrinya itu
menjelaskan atau mungkin
membantah dengan kata-kata yang sedikit keras volumenya, Permana pasti
langsung naik pitam. Akibatnya Saleha sering disiksanya, ditendang,
dipukuli dan seterusnya. Kalau sudah begitu, hati Saleha terasa hancur,
usahanya yang demikian keras agar keluarga nya bisa rukun kembali
nampaknya menemui jalan buntu. Namun semuanya itu, tetap ia kuatkan. Dia
tidak mau kalau-kalau keluarganya hancur.Permana
juga sering menyiksa anaknya, Ida. Ida sering mendapat pukulan,
tamparan dan cubitan bahkan sabetan rotan hingga berulang-ulang.
Akibatnya, Ida menjadi gadis yang penakut dan pendiam. Siswa sebuah SMA
ini, begitu benci dengan ayahnya yang semacam Permana.Kelakuan
Permana agak sedikit mereda, setelah Sumarto, lelaki muda yang datang
dari Bandung dan kost di rumah Permana itu. Hal itu dikarenakan, adanya
sedikit pemasukan uang bulanan.
Orang
yang paling senang dengan keberadaan Sumarto, sebenarnya Ida. Bagi Ida
yang selama ini tak punya teman, sekarang telah mempunyai Sumarto.
Apalgi, Sumarto termasuk orang yang sopan dan ramah sehingga cepat
beradaptasi dalam rumah itu. Karena sering bertemu, diantara keduanya
terjalin cinta. Mereka pun menjalin hubungan kasih yang erat. Malah
sampai hilang kontrol, keduanya melakukan hubungan intim.
Karena
curiga, lama kelamaan pak Permana mengetahi hubungan Sumarto dengan
Ida. Hingga akhirnya, Sumarto pun diusir secara halus oleh nya. Sumarto
pun pergi meninggalkan kekasihnya tercintanya itu.
Komariah,
pembantunya itu melaporkan kalau Ida sedang hamil. Betapa kagetnya,
Permana dan istrinya itu. Untuk menutupi aib yang sedang menimpa
keluarganya itu, Mereka sepakat untuk menggugurkan kandungan Ida itu.
Secara diam-diam, pergilah Saleha ke dukun beranak dan membawa sebuah
ramuan obat yang harus diminum oleh Ida.
Setelah
minum obat, keadaan Ida menjadi gawat. Dia merasa sakit yang bukan
kepalang. Akibatnya, Ida sampai dirawat di rumah sakit. Oleh dokter,
rahimnya terpaksa diangkat. Itu berarti kemungkinan kecil Ida dapat
hamil kembali. Sungguh suatu pengalaman pahit yang harus ditelan Ida.
Dia sungguh putus asa dan menderita menerima kenyataan itu. Tapi
bagaimana lagi, hal itu sudah terjadi. Sumarto sendiri, yang mengetahui
bahwa Ida sedang hamil terus dirundung rasa menyesal dan berdosa kepada
Ida dan Tuhan. Sumarto sering melaporkan peristiwanya itu kepada Romo
Murdianto. Dengan kesadaran penuh, akhirnya Sumaro mau bertanggung jawab
akan perbuatannya itu. Dia akan segera minta maaf kepada Ida, beserta
keluarganya kemudian hendak melamar Ida.
Sumarto
pun berangkat ke Bandung dan membawa Ida ke Pastornya. Ida yang merasa
bahwa itu satu-satunya pilihan, maka Ida pun harus rela pindah agama dan
mengikuti agama suaminya itu, yaitu agama kristen. Walaupun masih
diliputi rasa bimbang, akhirnya Ida dibaptis oleh Romo Murdianto.
Dengan
berat hati, Saleha dan suaminya merelakan anaknya menikah dengan
Sumarto. Keduanyaa menikah di catatan sipil. Pesta perkawinannya itu
dilakukan dengan penuh kesederhanaan dan dihadiri oleh keluarga kedua
belah pihak. Suasana resepsi perkawinan begitu kaku.
Habis
acara itu, Ida diboyong suaminya ke Jatiwangi, kampung halaman suaminya
itu. Di sana Ida mendapat musibah sehingga Ida terpaksa dirawat lagi ke
rumah sakit.
Suatu
malam di rumah sakit, ketika dia tergopoh-gopoh menuju kran air karena
hendak mencuci wajahnya. Tiba-tiba Ida terantuk meja dekat kran air
tersebut. Ida yang tergeletak di lantai dengan keadaan yang
mengkhawatirkan.
Suster yang seketika mendengar itu, langsung menghampiri sumber
suara tersebut. Betapa kaget, ia melihat keadaan Ida. Melihat itu,
suster langsung membisikkan ke telinga Ida; Allahu Akbar Lailahaillallah
beberapa kali dengan sayup-sayup diikuti pula oleh Ida. Habis itu, Ida
langsung meninggal dunia. Ida dimakamkan dalam kuburan katholik sebab
dia telah dibaptis / sudah pindah ke agama kristen.
Kematian
Ida itu, membuat pak Permana sangat menyesal. Batinnya hancur.
Pikirannya terbawa arus. Dia tidak mau meninggalkan kuburan anaknya.
Akhirnya, dia berubah menjadi kurang akal / gila.
2. Roman Adat
Ronggeng Dukuh Paruk
Dukuh Paruk seakan-akan mendapat anugrah nyawa baru, ketika Srinthil
gadis yatim berusia sebelas tahun itu dinobatkan menjadi ronggeng.
Seluruh Penduduknya menyambutnya dengan penuh gembira, sebab dengan
begitu menurut mereka citra Dukuh Paruk sebagai Dukuh ronggeng akan
kembali menggema. Padukuhan yang terkenal kering kerontang ini nantinya
akan diramaikan lagi dengan berdatangan tamu dari berbagai penjuru desa,
uang-uang terbang berseliweran ke atas panggung ronggeng Srintil.
Ramainya seloroh-seloroh cabul dan sebangsanya, serta silih sikutnya
antar pesaing dalam memperebutkan ronggeng Srintil, atau suasana-suasana
gembira lainnya. Bau-bau harum keramatnya Ki Secamenggala Pasti akan
menyebar kembali menyelimuti Dukuh Paruk.
Orang yang paling bahagia dengan dinobatkannya Srintil sebagai ronggeng adalah kakek neneknya sendiri, Sukarya dan istrinya. Usaha mereka mengasuh Srintil, sejak kedua orang tua Srintil meninggal dunia karena keracunan, yang terjadi sekitar sebelas tahun yang lalu ternyata tidak sia-sia. Dan yang terpenting juga bahwa tugas mereka menjadikan Srintil sebagai seorang ronggeng membuahkan hasil.
Sebaliknya yang terjadi terhadap Pemuda, Rasus namanya dia sangat kecewa dan sedih menerima kenyataan Srintil dinobatkan menjadi ronggeng. Sebab, bagaimanapun juga Srintil adalah kekasihnya. Dia sangat mencintai Srintil. Akan tetapi, kalau Srintil menjadi ronggeng maka itu berarti Srintil bukan miliknya sendiri melainkan milik semua orang. Semua orang bebas meniduri Srintil, karena memang sudah begitu kehidupan seorang ronggeng dari sejak dulu. Dan tentu saja, untuk menjadi ronggeng,Srintil harus menyerahkan keperawanannya kepada orang lain yang jelas akan ditentukan oleh sang dukun ronggeng, yaitu ki Kertareja.
Dan Rasus sudah tahu, siapa pemuda yang akan mendapat kesucian Srintil pertama kali, yaitu pemuda Dower dan Sulam. Kedua pemuda inilah yang mendapat giliran pertama, setelah mendapat sayembara yang telah ditentukan oleh ki Dukuh Kertareja. Sulam mempersembahkan seringgit uang emas, dam pemuda Dower menyerahkan seekor kerbau dan dua rupiah uang perak kepada Ki Kertareja.
Pada suatu malam yang sudah ditentukan oleh Kertareja, dukun runggneg Dukuh Paruk itu. Srintil pun dinobatkan menjadi ronggeng Dukuh Paruk. Secara diam-diam Rasus mengikuti pelaksanaan upacara tersebut dari jauh. Srintil dibawa ke makam ki Secamenggala. Di depa makam, ki Secamenggala , Srintil dimandikan. Setelah dimandikan, maka Srintil akan menjalani tahap berikutnya, yaitu menjadi budak kelambu, menyerahkan keperawanannya kepada pemuda yang telah ditentukan oleh Ki Kertareja, yang tidak lain adalah Dower dan Sulam, dua orang pemuda bajingan Dukuh Paruk tersebut. Pada malam itu, kedua pemuda tengik ini saling bertengkar di samping rumah Dukun Kertareja, yang saling memperebutkan siapa yang paling berhak mendapat giliran pertama untuk meniduri Srintil. Pertengkaran ini, secara diam-diam didengar oleh Rasus. Tanpa diduga, sewaktu Rasus dalam keadaan sedih dan marah sambil melihat pertengkaran kedua pemuda tadi. Tiba-tiba Srintil muncul menghampiri Rasus yang sedang bingung itu, di belakang rumah dukun Kertareja.
Srintil memohon kepada Rasus agar bersedia menidurinya waktu itu, sebab dia rela dan sangat membenci pemuda Dower dan Sulam. Permintaan Srintil itu pun tidak ditolak oleh Rasus, sebab memang sudah lama dia mendambakan akan hal tersebut. Rasus pun begitu menikmati dan sangat bersemangat. Baru setelah pemuda Rasus beres menggauli Srintil di belakang rumah dukun Kertareja itu, barulah pemuda Dower dan Sulam datang.
Sehabis meniduri Srintil, orang yang sangat dicintainya itu Rasus meninggalkan Dukuh Paruk Dia meninggalkan Srintil orang paling dicintainya itu dan sekaligus orang yang paling dibencinya saat itu, karena Srintil sudah menjadi ronggeng, yang sekaligus akan menjadi milik banyak orang.
Di Desa Dawuan tempat Rasus mengasingkan diri, Rasus lebih banyak merenung akan peristiwa itu. Bayangan Srintil yang selalu terbayang dalam dirinya, dia coba singkirkan. Malah, ketika Srintil memintanya untuk menjadi suaminya itu, dengan tegas Rasus menolaknya. Rasus sudah memutuskan bahwa biarlah dia mengalah dan biarlah Srintil menjadi milik orang banyak, menjadi ronggeng kebanggaan Dukuh Paruk.
Orang yang paling bahagia dengan dinobatkannya Srintil sebagai ronggeng adalah kakek neneknya sendiri, Sukarya dan istrinya. Usaha mereka mengasuh Srintil, sejak kedua orang tua Srintil meninggal dunia karena keracunan, yang terjadi sekitar sebelas tahun yang lalu ternyata tidak sia-sia. Dan yang terpenting juga bahwa tugas mereka menjadikan Srintil sebagai seorang ronggeng membuahkan hasil.
Sebaliknya yang terjadi terhadap Pemuda, Rasus namanya dia sangat kecewa dan sedih menerima kenyataan Srintil dinobatkan menjadi ronggeng. Sebab, bagaimanapun juga Srintil adalah kekasihnya. Dia sangat mencintai Srintil. Akan tetapi, kalau Srintil menjadi ronggeng maka itu berarti Srintil bukan miliknya sendiri melainkan milik semua orang. Semua orang bebas meniduri Srintil, karena memang sudah begitu kehidupan seorang ronggeng dari sejak dulu. Dan tentu saja, untuk menjadi ronggeng,Srintil harus menyerahkan keperawanannya kepada orang lain yang jelas akan ditentukan oleh sang dukun ronggeng, yaitu ki Kertareja.
Dan Rasus sudah tahu, siapa pemuda yang akan mendapat kesucian Srintil pertama kali, yaitu pemuda Dower dan Sulam. Kedua pemuda inilah yang mendapat giliran pertama, setelah mendapat sayembara yang telah ditentukan oleh ki Dukuh Kertareja. Sulam mempersembahkan seringgit uang emas, dam pemuda Dower menyerahkan seekor kerbau dan dua rupiah uang perak kepada Ki Kertareja.
Pada suatu malam yang sudah ditentukan oleh Kertareja, dukun runggneg Dukuh Paruk itu. Srintil pun dinobatkan menjadi ronggeng Dukuh Paruk. Secara diam-diam Rasus mengikuti pelaksanaan upacara tersebut dari jauh. Srintil dibawa ke makam ki Secamenggala. Di depa makam, ki Secamenggala , Srintil dimandikan. Setelah dimandikan, maka Srintil akan menjalani tahap berikutnya, yaitu menjadi budak kelambu, menyerahkan keperawanannya kepada pemuda yang telah ditentukan oleh Ki Kertareja, yang tidak lain adalah Dower dan Sulam, dua orang pemuda bajingan Dukuh Paruk tersebut. Pada malam itu, kedua pemuda tengik ini saling bertengkar di samping rumah Dukun Kertareja, yang saling memperebutkan siapa yang paling berhak mendapat giliran pertama untuk meniduri Srintil. Pertengkaran ini, secara diam-diam didengar oleh Rasus. Tanpa diduga, sewaktu Rasus dalam keadaan sedih dan marah sambil melihat pertengkaran kedua pemuda tadi. Tiba-tiba Srintil muncul menghampiri Rasus yang sedang bingung itu, di belakang rumah dukun Kertareja.
Srintil memohon kepada Rasus agar bersedia menidurinya waktu itu, sebab dia rela dan sangat membenci pemuda Dower dan Sulam. Permintaan Srintil itu pun tidak ditolak oleh Rasus, sebab memang sudah lama dia mendambakan akan hal tersebut. Rasus pun begitu menikmati dan sangat bersemangat. Baru setelah pemuda Rasus beres menggauli Srintil di belakang rumah dukun Kertareja itu, barulah pemuda Dower dan Sulam datang.
Sehabis meniduri Srintil, orang yang sangat dicintainya itu Rasus meninggalkan Dukuh Paruk Dia meninggalkan Srintil orang paling dicintainya itu dan sekaligus orang yang paling dibencinya saat itu, karena Srintil sudah menjadi ronggeng, yang sekaligus akan menjadi milik banyak orang.
Di Desa Dawuan tempat Rasus mengasingkan diri, Rasus lebih banyak merenung akan peristiwa itu. Bayangan Srintil yang selalu terbayang dalam dirinya, dia coba singkirkan. Malah, ketika Srintil memintanya untuk menjadi suaminya itu, dengan tegas Rasus menolaknya. Rasus sudah memutuskan bahwa biarlah dia mengalah dan biarlah Srintil menjadi milik orang banyak, menjadi ronggeng kebanggaan Dukuh Paruk.
3. Roman Sejarah
Hulubalang Raja
Raja
Kota Hulu, yang merasa putrinya Ambun Suri sudah saatnya dicarikan
seorang suami. Untuk itu dia mengundang para bangsawan di daerah sekitar
Kota Hulu ataupun dari daerah lainnya untuk mengadakan peruntungan
memprebutkan putrinya itu. Namun,ternyata para bangsawan itu, kecuali
Sutan Muhammad Syah seorang raja serakah di Kota Hilir, yang berhasil
melampaui perlombaan yang digelarkan, sehingga hanya dialah yang berhak
melamar Putri Ambun Suri. Lamaran Raja Sutan Muhammad Syah yang
sebenarnya sudah mempunyai istri dan merupakan seorang raja yang serakah
itu dengan terpaksa itu harus diterima oleh Raja Kota Hulu.
Rupanya
Putri Kemala Sari, istri Sutan Muhammad Syah merasa iri dengan Ambun
Suri madunya itu, sehingga dia berniat mencelakakan Ambun Suri. Dalam
suatu kesempatan niatnya itu dia laksanakan dengan baik, Putri Suri
dicelempungkan ke dalam sungai ketika Putri itu mandi di sungai.
Sehingga Putri Ambun Suri lenyap dibawa arus sungai dan tak tahu
nasibnya lagi setelah itu.
Hilangnya
Putri Ambun Suri itu ternyata membuat Ali Akbar, kakaknya Putri Ambun
Suri marah setelah dia tahu bahwa yang mencelakakan adik yang sangat dia
cintai itu adalah Putri Kemala Sari, istri tua Sutan Muhammad Syah itu.
Akibatnya terjadilah perang antara kedua belah pihak, yaitu antara
kedua belah pihak, yaitu antara laskar pendukung Ali Akbar dengan laskar
Sutan Muhammad Syah. Cukup lama dan sengit pertempuran yang terjadi,
namun karena Sutan Muhammad Syah mendapat bantuan dari kompeni, maka
pasukan Sutan Ali Akbar semakin lama semakin terdesak. Karena tak mampu
melawan secara terbuka, kemudian Sutan Ali Akbar ke hutan dan melakukan
perlawanan secara gerilya. Sedangkan daerah Sutan Ali Akbar yang
bergelar Raja Adil itu habis dibumi hanguskan oleh pasukan kompeni dan
Sutan Muhammad Syah.
Kehadiran
kompeni di daerah memang selalu mendapat reaksi negatif dari kebanyakan
penduduk. Karena kedatangan mereka di sana dilihat dari tingkah
lakunya yang tidak hanya berdagang akan tetapi ada maksud hendak
menguasai perdagangan secara monopoli maupun menguasai tanahnya. Kompeni
itu selalu mendapat perlawanan sengit dari penduduk setempat yang
dipimpin oleh Sutan Ali Akbar yang sangat sulit untuk ditaklukkan.
Dalam
menumpas rakyat yang tidak setuju akan kompeni-kompeni itu, maka
kompeni selalu mencari dan meminta bantuan pada raja-raja atau siapa
saja yang bersedia bekerja sama dengan mereka. Dalam usahanya itu
kompeni tidak hanya dibantu oleh Laskar Sutan Muhammad Syah tetapi juga,
oleh Sutan Malakewi. Dia ini ditugaskan oleh kompeni untuk menumpas
kaum pemberontak yang berada di daerah Pauh. Berkat bantuan Malakewi
itu, banyak pemberontak hancur. Namun, satu laskar pemberontak yang
paling sulit dia tumpaskan yaitu Laskar yang dipimpin oleh Raja Adil
atau Sutan Ali Akbar. Malah, pada suatu pertempuran pimpinan pasukan
kompeni yaitu Groenewegen hampir tewas digasak oleh Laskar Raja Adil.
Tetapi, untung saja Groenewegen terselematkan oleh Sutan Malakewi.
Namun, sejak kecelakaan itu Groenewegen terus mengalami sakit-sakitan
hingga meninggal dunia.
Gruys
yang menggantikan Groenewegen ternyata setali tiga uang dengan
Groenewegen, dalam menumpas para pemberontak di Pauh. Karena tidak
berhasil , kemudian diadigantikan oleh Abraham Verspreet. Verspreet yang
dibantu oleh laskar- laskar yang dibawa dari Ambon dan Bugis itu dan
bersama Sutan Malakewi menggempur para pemberontak habis-habisan.
Namun
perlawanan rakyat masih terus gigih. Malah, Sutan kalaupun Sutan
Malakewi tidak diselamatkan oleh Laskar dari Bugis hampir tewas. Untung
saja,Dia hanya terluka. Sementara Adik Sutan Malakewi, Adnan Dewi juga
tertawan dan diculik oleh orang-orang Raja Adil. Setelah Sutan
Malakewi sembuh dari lukanya, dia mencari adiknya dengan cara menyamar
sebagai rakyat biasa ke dalam tubuh laskar Raja Adil. Namun,
penyamarannya terbongkar. Sutan Malakewi tidak dicelakai oleh Raja Adil
karena ternyata perempuan yang diculik itu yang sebenarnya adik Sutan
Malakewi, telah dijadikan istri. Melihat kenyataan itu, rupanya Sutan
Malakewi tidak bisa berbuat apa-apa. Karena musuh besarnya sekarang,
telah menjadi adik iparnya sendiri. Kemudian keduanya, karena sudah
menjadi saudara saling melupakan permusuhan masa lalunya. Sutan Malakewi
kemudian membawa Raja Adil dan Adnan Dewi ke kedua orang tuanya. Dan
ternyata orang tua Sutan Malakewi menerima kedatangan mereka dengan suka
cita . Tidak lama kemudian, pesta penyambutan Raja Adil dan istrinya
itu dilanjutkan pesta besar berikutnya, yaitu pesta perkawinan antara
Saryawa dengan Sutan Malakewi yang bergelar Hulubalang Raja itu.
0 komentar:
Posting Komentar