Selasa, 17 Desember 2013

Kumpulan Roman

1. Roman Sosial 

 Keluarga Permana

Keluarga Permana yang dulunya damai-damai saja. Tiba-tiba sekarang penuh dengan penderitaan entah itu lahir maupun batin. Awal penyebabnya ialah setalah Permana dipecat oleh perusahaan tempat ia bekerja, dengan alasan yang tak jelas. Permana yang dikenal bijaksana namun, akibat semua itu ia berubah menjadi seorang kepala keluarga yang kasar. Ia selalu menyiksa istri dan anaknya sebagai pelampiasan kemarahannya.
Selama Permana menganggur, istrinya yang bekerja keras mencari nafkah. Namun walaupun sudah bekerja Saleha, istrinya itu tetap saja mengalami siksaan dari suaminya. Hal ini karena Permana merasa dirinya tak berarti sebagai seorang laki-laki. Dia merasa malu sehingga otak jernihnya menjadi buram, penuh dengan prasangka yang buruk. Dalam benaknya selalu terbayang, bahwa istrinya sewaktu bekerja disenangi oleh kaum lelaki di tempat kerjanya. Akibatnya, dia suka cemburu tanopa bukti. Dia tuduh bahwa istrinya telah berbuat senonoh.. Jika Saleha, istrinya itu menjelaskan  atau mungkin membantah dengan kata-kata yang sedikit keras volumenya, Permana pasti langsung naik pitam. Akibatnya Saleha sering disiksanya, ditendang, dipukuli dan seterusnya. Kalau sudah begitu, hati Saleha terasa hancur, usahanya yang demikian keras agar keluarga nya bisa rukun kembali nampaknya menemui jalan buntu. Namun semuanya itu, tetap ia kuatkan. Dia tidak mau kalau-kalau keluarganya hancur.Permana juga sering menyiksa anaknya, Ida. Ida sering mendapat pukulan, tamparan dan cubitan bahkan sabetan rotan hingga berulang-ulang. Akibatnya, Ida menjadi gadis yang penakut dan pendiam. Siswa sebuah SMA ini, begitu benci dengan ayahnya yang semacam Permana.Kelakuan Permana agak sedikit mereda, setelah Sumarto, lelaki muda yang datang dari Bandung dan kost di rumah Permana itu. Hal itu dikarenakan, adanya sedikit pemasukan uang bulanan.
Orang yang paling senang dengan keberadaan Sumarto, sebenarnya Ida. Bagi Ida yang selama ini tak punya teman, sekarang telah mempunyai Sumarto. Apalgi, Sumarto termasuk orang yang sopan dan ramah sehingga cepat beradaptasi dalam rumah itu. Karena sering bertemu, diantara keduanya terjalin cinta. Mereka pun menjalin hubungan kasih yang erat. Malah sampai hilang kontrol, keduanya melakukan hubungan intim.
Karena curiga, lama kelamaan pak Permana mengetahi hubungan Sumarto dengan Ida. Hingga akhirnya, Sumarto pun diusir secara halus oleh nya. Sumarto pun pergi meninggalkan kekasihnya tercintanya itu.
Komariah, pembantunya itu melaporkan kalau Ida sedang hamil. Betapa kagetnya, Permana dan istrinya itu. Untuk menutupi aib yang sedang menimpa keluarganya itu, Mereka sepakat untuk menggugurkan kandungan Ida itu. Secara diam-diam, pergilah Saleha ke dukun beranak dan membawa sebuah ramuan obat yang harus diminum oleh Ida.
Setelah minum obat, keadaan Ida menjadi gawat. Dia merasa sakit yang bukan kepalang. Akibatnya, Ida sampai dirawat di rumah sakit. Oleh dokter, rahimnya terpaksa diangkat. Itu berarti kemungkinan kecil Ida dapat hamil kembali. Sungguh suatu pengalaman pahit yang harus ditelan Ida. Dia sungguh putus asa dan menderita menerima kenyataan itu. Tapi bagaimana lagi, hal itu sudah terjadi. Sumarto sendiri, yang mengetahui bahwa Ida sedang hamil terus dirundung rasa menyesal dan berdosa kepada Ida dan Tuhan. Sumarto sering melaporkan peristiwanya itu kepada Romo Murdianto. Dengan kesadaran penuh, akhirnya Sumaro mau bertanggung jawab akan perbuatannya itu. Dia akan segera minta maaf kepada Ida, beserta keluarganya kemudian hendak melamar Ida.
Sumarto pun berangkat ke Bandung dan membawa Ida ke Pastornya. Ida yang merasa bahwa itu satu-satunya pilihan, maka Ida pun harus rela pindah agama dan mengikuti agama suaminya itu, yaitu agama kristen. Walaupun masih diliputi rasa bimbang, akhirnya Ida dibaptis oleh Romo Murdianto.
Dengan berat hati, Saleha dan suaminya merelakan anaknya menikah dengan Sumarto. Keduanyaa menikah di catatan sipil. Pesta perkawinannya itu dilakukan dengan penuh kesederhanaan dan dihadiri oleh keluarga kedua belah pihak. Suasana resepsi perkawinan begitu kaku.
Habis acara itu, Ida diboyong suaminya ke Jatiwangi, kampung halaman suaminya itu. Di sana Ida mendapat musibah sehingga Ida terpaksa dirawat lagi ke rumah sakit.
Suatu malam di rumah sakit, ketika dia tergopoh-gopoh menuju kran air karena hendak mencuci wajahnya. Tiba-tiba Ida terantuk meja dekat kran air tersebut. Ida yang tergeletak di lantai dengan keadaan yang mengkhawatirkan.
Suster yang seketika mendengar itu, langsung menghampiri  sumber suara tersebut. Betapa kaget, ia melihat keadaan Ida. Melihat itu, suster langsung membisikkan ke telinga Ida; Allahu Akbar Lailahaillallah beberapa kali dengan sayup-sayup diikuti pula oleh Ida. Habis itu, Ida langsung meninggal dunia. Ida dimakamkan dalam kuburan katholik sebab dia telah dibaptis / sudah pindah ke agama kristen.
Kematian Ida itu, membuat pak Permana sangat menyesal. Batinnya hancur. Pikirannya terbawa arus. Dia tidak mau meninggalkan kuburan anaknya. Akhirnya, dia berubah menjadi kurang akal / gila. 
 
2. Roman Adat 
Ronggeng Dukuh Paruk
Dukuh Paruk seakan-akan mendapat anugrah nyawa baru, ketika Srinthil gadis yatim berusia sebelas tahun itu dinobatkan menjadi ronggeng. Seluruh Penduduknya menyambutnya dengan penuh gembira, sebab dengan begitu menurut mereka citra Dukuh Paruk sebagai Dukuh ronggeng akan kembali menggema. Padukuhan yang terkenal kering kerontang ini nantinya akan diramaikan lagi dengan berdatangan tamu dari berbagai penjuru desa, uang-uang terbang berseliweran ke atas panggung ronggeng Srintil. Ramainya seloroh-seloroh cabul dan sebangsanya, serta silih sikutnya antar pesaing dalam memperebutkan ronggeng Srintil, atau suasana-suasana gembira lainnya. Bau-bau harum keramatnya Ki Secamenggala Pasti akan menyebar kembali menyelimuti Dukuh Paruk.

Orang yang paling bahagia dengan dinobatkannya Srintil sebagai ronggeng adalah kakek neneknya sendiri, Sukarya dan istrinya. Usaha mereka mengasuh Srintil, sejak kedua orang tua Srintil meninggal dunia karena keracunan, yang terjadi sekitar sebelas tahun yang lalu ternyata tidak sia-sia. Dan yang terpenting juga bahwa tugas mereka menjadikan Srintil sebagai seorang ronggeng membuahkan hasil.

Sebaliknya yang terjadi terhadap Pemuda, Rasus namanya dia sangat kecewa dan sedih menerima kenyataan Srintil dinobatkan menjadi ronggeng. Sebab, bagaimanapun juga Srintil adalah kekasihnya. Dia sangat mencintai Srintil. Akan tetapi, kalau Srintil menjadi ronggeng maka itu berarti Srintil bukan miliknya sendiri melainkan milik semua orang. Semua orang bebas meniduri Srintil, karena memang sudah begitu kehidupan seorang ronggeng dari sejak dulu. Dan tentu saja, untuk menjadi ronggeng,Srintil harus menyerahkan keperawanannya kepada orang lain yang jelas akan ditentukan oleh sang dukun ronggeng, yaitu ki Kertareja.

Dan Rasus sudah tahu, siapa pemuda yang akan mendapat kesucian Srintil pertama kali, yaitu pemuda Dower dan Sulam. Kedua pemuda inilah yang mendapat giliran pertama, setelah mendapat sayembara yang telah ditentukan oleh ki Dukuh Kertareja. Sulam mempersembahkan seringgit uang emas, dam pemuda Dower menyerahkan seekor kerbau dan dua rupiah uang perak kepada Ki Kertareja.

Pada suatu malam yang sudah ditentukan oleh Kertareja, dukun runggneg Dukuh Paruk itu. Srintil pun dinobatkan menjadi ronggeng Dukuh Paruk. Secara diam-diam Rasus mengikuti pelaksanaan upacara tersebut dari jauh. Srintil dibawa ke makam ki Secamenggala. Di depa makam, ki Secamenggala , Srintil dimandikan. Setelah dimandikan, maka Srintil akan menjalani tahap berikutnya, yaitu menjadi budak kelambu, menyerahkan keperawanannya kepada pemuda yang telah ditentukan oleh Ki Kertareja, yang tidak lain adalah Dower dan Sulam, dua orang pemuda bajingan Dukuh Paruk tersebut. Pada malam itu, kedua pemuda tengik ini saling bertengkar di samping rumah Dukun Kertareja, yang saling memperebutkan siapa yang paling berhak mendapat giliran pertama untuk meniduri Srintil. Pertengkaran ini, secara diam-diam didengar oleh Rasus. Tanpa diduga, sewaktu Rasus dalam keadaan sedih dan marah sambil melihat pertengkaran kedua pemuda tadi. Tiba-tiba Srintil muncul menghampiri Rasus yang sedang bingung itu, di belakang rumah dukun Kertareja.

Srintil memohon kepada Rasus agar bersedia menidurinya waktu itu, sebab dia rela dan sangat membenci pemuda Dower dan Sulam. Permintaan Srintil itu pun tidak ditolak oleh Rasus, sebab memang sudah lama dia mendambakan akan hal tersebut. Rasus pun begitu menikmati dan sangat bersemangat. Baru setelah pemuda Rasus beres menggauli Srintil di belakang rumah dukun Kertareja itu, barulah pemuda Dower dan Sulam datang.

Sehabis meniduri Srintil, orang yang sangat dicintainya itu Rasus meninggalkan Dukuh Paruk Dia meninggalkan Srintil orang paling dicintainya itu dan sekaligus orang yang paling dibencinya saat itu, karena Srintil sudah menjadi ronggeng, yang sekaligus akan menjadi milik banyak orang.

Di Desa Dawuan tempat Rasus mengasingkan diri, Rasus lebih banyak merenung akan peristiwa itu. Bayangan Srintil yang selalu terbayang dalam dirinya, dia coba singkirkan. Malah, ketika Srintil memintanya untuk menjadi suaminya itu, dengan tegas Rasus menolaknya. Rasus sudah memutuskan bahwa biarlah dia mengalah dan biarlah Srintil menjadi milik orang banyak, menjadi ronggeng kebanggaan Dukuh Paruk.
 
3. Roman Sejarah 
Hulubalang Raja 


Raja Kota Hulu, yang merasa putrinya Ambun Suri sudah  saatnya dicarikan seorang suami. Untuk itu dia mengundang para bangsawan di daerah sekitar Kota Hulu ataupun dari daerah lainnya untuk mengadakan peruntungan memprebutkan putrinya itu. Namun,ternyata para bangsawan itu, kecuali Sutan Muhammad Syah seorang raja serakah di Kota Hilir, yang berhasil melampaui perlombaan yang digelarkan, sehingga hanya dialah yang berhak melamar Putri Ambun Suri. Lamaran Raja Sutan Muhammad Syah yang sebenarnya sudah mempunyai istri dan merupakan seorang raja yang serakah itu dengan terpaksa itu harus diterima oleh Raja Kota Hulu.
Rupanya Putri Kemala Sari, istri Sutan Muhammad Syah merasa iri dengan Ambun Suri madunya itu, sehingga dia berniat mencelakakan Ambun Suri. Dalam suatu kesempatan niatnya itu dia laksanakan dengan baik, Putri Suri dicelempungkan ke dalam sungai ketika Putri itu mandi di sungai. Sehingga Putri Ambun Suri lenyap dibawa arus sungai dan tak tahu nasibnya lagi setelah itu.
Hilangnya Putri Ambun Suri itu ternyata membuat Ali Akbar, kakaknya Putri Ambun Suri marah setelah dia tahu bahwa yang mencelakakan adik yang sangat dia cintai itu adalah Putri Kemala Sari, istri tua Sutan Muhammad Syah itu. Akibatnya terjadilah perang antara kedua belah pihak, yaitu antara kedua belah pihak, yaitu antara laskar pendukung Ali Akbar dengan laskar Sutan Muhammad Syah. Cukup lama dan sengit pertempuran yang terjadi, namun karena Sutan Muhammad Syah mendapat bantuan dari kompeni, maka pasukan Sutan Ali Akbar semakin lama semakin terdesak. Karena tak mampu melawan secara terbuka, kemudian Sutan Ali Akbar ke hutan dan melakukan perlawanan secara gerilya. Sedangkan daerah Sutan Ali Akbar yang bergelar Raja Adil itu habis dibumi hanguskan oleh pasukan kompeni dan Sutan Muhammad Syah.
Kehadiran kompeni di daerah memang selalu mendapat reaksi negatif dari kebanyakan penduduk. Karena kedatangan  mereka di sana dilihat dari tingkah lakunya yang tidak hanya berdagang akan tetapi ada maksud hendak menguasai perdagangan secara monopoli maupun menguasai tanahnya. Kompeni itu selalu mendapat perlawanan sengit dari penduduk setempat yang dipimpin oleh Sutan Ali Akbar yang sangat sulit untuk ditaklukkan.
Dalam menumpas rakyat yang tidak setuju akan kompeni-kompeni itu, maka kompeni selalu mencari dan meminta bantuan pada raja-raja atau siapa saja yang bersedia bekerja sama dengan mereka. Dalam usahanya itu kompeni tidak hanya dibantu oleh Laskar Sutan Muhammad Syah tetapi juga, oleh Sutan Malakewi. Dia ini ditugaskan oleh kompeni untuk menumpas kaum pemberontak yang berada di daerah Pauh. Berkat bantuan Malakewi itu, banyak pemberontak hancur. Namun, satu laskar pemberontak yang paling sulit dia tumpaskan yaitu Laskar yang dipimpin oleh Raja Adil atau Sutan Ali Akbar. Malah, pada suatu pertempuran pimpinan pasukan kompeni  yaitu Groenewegen hampir tewas digasak oleh Laskar Raja Adil. Tetapi, untung saja Groenewegen terselematkan oleh Sutan Malakewi. Namun, sejak kecelakaan itu Groenewegen terus mengalami sakit-sakitan hingga meninggal dunia.
Gruys yang menggantikan Groenewegen ternyata setali tiga uang dengan Groenewegen, dalam menumpas para pemberontak di Pauh. Karena tidak berhasil , kemudian diadigantikan oleh Abraham Verspreet. Verspreet yang dibantu oleh laskar- laskar yang dibawa dari Ambon dan Bugis itu dan bersama Sutan Malakewi menggempur para pemberontak habis-habisan.
Namun perlawanan rakyat masih terus gigih. Malah, Sutan kalaupun Sutan Malakewi tidak diselamatkan oleh Laskar dari Bugis  hampir tewas. Untung saja,Dia hanya terluka. Sementara Adik Sutan Malakewi, Adnan Dewi juga tertawan dan diculik oleh orang-orang Raja Adil. Setelah  Sutan Malakewi sembuh dari lukanya, dia mencari adiknya dengan cara menyamar sebagai rakyat biasa ke dalam tubuh laskar Raja Adil. Namun, penyamarannya terbongkar. Sutan Malakewi tidak dicelakai oleh Raja Adil karena ternyata perempuan yang diculik itu yang sebenarnya adik Sutan Malakewi, telah dijadikan istri. Melihat kenyataan itu, rupanya Sutan Malakewi tidak bisa berbuat apa-apa. Karena musuh besarnya sekarang, telah menjadi adik iparnya sendiri. Kemudian keduanya, karena sudah menjadi saudara saling melupakan permusuhan masa lalunya. Sutan Malakewi kemudian membawa Raja Adil dan Adnan Dewi ke kedua orang tuanya. Dan ternyata orang tua Sutan Malakewi menerima kedatangan mereka dengan suka cita . Tidak lama kemudian, pesta penyambutan Raja Adil dan istrinya itu dilanjutkan pesta besar berikutnya, yaitu pesta perkawinan antara Saryawa dengan  Sutan Malakewi yang bergelar Hulubalang Raja itu.

0 komentar:

Posting Komentar